Contoh Paragraf Narasi, Eksposisi, Deksripsi, Persuasi, dan Argumentasi

Berdasarkan isinya paragraf dibagi menjadi 5 jenis antara lain: Narasi, Eksposisi, Deksripsi, Persuasi, dan Argumentasi. Jika Anda merasa kesulitan untuk membedakan lima jenis paragraf tersebut, berikut adalah contoh-contoh paragraf yang dapat membantu Anda mengidentifikasi perbedaan masing-masing paragraf: 


Wacana 1 (Narasi Ekspositoris)
Kejadian itu berawal dari perselisihan dua warga yang berlainan desa. Ahmad berasal dari Desa Martoloyo dan Roni berasal dari Desa Babagan. Ahmad merasa tersinggung karena pacarnya digoda Roni. Waktu itu Ahmad berjalan denagn pacarnya hendak melihat keramaian di Lapangan Babagan. Karena tersingung, Ahmad memaki-maki Roni sehingga perselisihan itupun terjadi. Perselisihan itu tidak menimbulkan perkelahian. Namun keesokan harinya Ahmad bersama lima temannya mendatangi dan menghajar Roni, yang pada waktu itu sedang dudu-duduk di sekitar jembatan. Roni bisa terselamatkan karena kebetulan ada aparat keamanan yang lewat. Akhirnya mereka diamankan.

Wacana 2 (Eksposisi)
Tidak harus orang yang sudah meninggal, justru “pahlawan” yang masih hidup itu yang perlu dicari. Dari sinilah kemudian Leila S. Chudori, direktur eksekutif, melayangkan angket untuk menjaring “tokoh” yang kalau bisa akan kita sejajarkan sebagai “pahlawan” itu. Angket disebarkan melalui Koran Tempo, anak kandung terkasih majalah ini. Juga melalui Tempo Interaktif, media online bagi yang akrab dengan dunia computer. Hanya tiga pekan angket itu beredar, kami sudah menjadi ratusan tokoh dari masyarakat. Tentu saja kami sejenak bingung, bagaimana menyeleksi tokoh ini. Diskusi pun digelar, kriteria dibuat, perdebatan terjadi, kadang sengit. Akhirnya “pahlawan” ditemukan.

Wacana 3 (Argumentasi sebab akibat)
Harga BBM dinaikkan karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan ekonomi Indonesiamakin wajar. Karena harga BBM naik, tentu biaya angkutan naik, jika biaya angkutan naik, pasti harga barang juga naik, karena biaya tambahan transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga barang terasa berat bagi rakyat berpenghasilan rendah. Oleh karena itu kenaikan barang harus diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan pendapatan rakyat.

Wacana 4 (Eksposisi sebab akibat)
 Beberapa minggu ini hujan turun setiap sore, bagai air bah dicurahkan dari langit. Banyak jalan dan halaman seitar rumah yang dicor dengan semen sehingga air tidak dapat meresap ke tanah. Apalagi, masih banyak masyarakat kota yang kurang memperhatikan kebersihan lingkungan. Mereka membuang sampah seenaknya di selokan-selokan sungai. Kebiasaan yang tidak baik ini menyebabkan air tidak dapat mengalir dengan lancar melalui selokan sehingga megakibatkan banjir.

Wacana 5 (Deskripsi obyektif) = menggambarkan obyek dengan apa adanya.
Perasaan dan kesan subyektif tidak ada.
Dia adalah orang yang tegar menghadapi ujian Tuhan. Berapa kali cobaan datang menimpanya. Namun dengan ketabahan hati ia menyelesaikan itu semua. Sukses akhirnya ada di tangannya.

Wacana 6 (Eksposisi dengan metode rincian)
Perairan Indonesia sangat kaya akan jenis rumput laut bernilai ekonomi, bahkan ada diantaranyayang bernilai ekonomi tinggi. Berdasarkan data LONLIPI, di Indonesia sedikitnya ada 57 jenis rumput lautbernilai ekonomi, yakni 16 jenis termasuk ganggang hijau (chlorophyceae).

Wacana 7 (Deskripsi observasi)
Kamojang yang terletak 42 Km sebelah tenggara kota Bandung, pada ketinggian 1640 di atas permukaan laut, merupakan lapangan panas bumi pertama yang dikembangkan di Indonesia. Antara tahun 1926 dan 1928 pemerintah Kolonial Hindia Belanda telah melakukan pengeboran eksplorasi di sekitar Kawah Kamojang. Pada tahun 1971, para ahli Indonesia bersama ahli dari Selandia Baru melakukan penyelidikan dan penjajakan kembali kemungkinan pemanfaatan sumber panas bumi di Kamojang yang telah lama ditinggalkan pemerintah Hindia Belanda. Kamojang kemudian direkomendasikan sebagai proyek panas bumi yang layak untuk dikembangkan. 

Wacana 8 (Argumentasi sebab akibat)
Hujan turun dengan lebatnya sehari suntuk di kotaku sehingga tanahh menjadi becek dan berlumpur. Di mana-mana tampak selokan penuh air. Bahkan beberapa daerah dilanda banjir. Lebih parah lagi mereka yang tidak tahan udara dingin banyak yang jatuh sakit, terutama anak-anak balita. Tanpa sinar matahari, pakain yang dicuci pun tidak lekas kering.

Wacana 9 (Persuasi)  
Agar usaha meningkatkan hasil pertanian, baik dengan cara intensifikasi maupun ekstensifikasi berhasil dengan baik, maka para petani hendaknya berusaha meningkatkan pengetahuannya tentang pertanian. Kiranya baik sekalijika petani-petani kita menyempatkan diri untuk membaca buku yang berhubungan dengan bidang pertanian. Dengan begitu, mereka mempunyai cakupan pengetahuan untuk meningkatkan hasil pertaniannya. 

Wacana 10 (Eksposisi)
Puisi terdiri atas beberapa baris-baris. Baris-baris pada puisi dinamakan larik-larik. Larik-larik pada puisi ada yang merupakan kalimat lengkap, ada yang hanya terdiri atas suatu perkataan saja. Jumlah larik tiap-tiap bait tidak tentu. Kalimat-kalimat yang terdapat dalam satu bait mempunyai pertalian makna.

Wacana 11 (Deskripsi tempat)
Di hulu sungai sebuah peluru kembang api ditembakkan ke udara. Malam menjadi terang benderang. Seluruh kompi menahan nafas. Masing-masing terpaku pada tempatnya. Peleton 1 di seberang sana. Peleton 3 di seberang sini, sedangkan peleton 2 di tengah-tengah sungai. Di tengah-tengah peleton 2 itulah Asep menangis pada dada bapaknya.
LihatTutupKomentar