Jenis Kode Menurut A Teew dalam Membaca dan Menilai Karya Sastra
Menurut A Teew ada 3 kode yang harus diperhatikan saat membaca dan menilai sebuah karya sastra. Kode tersebut adalah kode bahasa, sastra, dan budaya.
Kode Bahasa
Faktor pertama yang dalam model semiotik sastra harus diberi
tempat yang selayaknya adalah bahasa, sebagai sistem tanda yang kompleks dan
beragam. Bahasa merupakan sistem pembentuk model yang primer, yang mengikat
baik penulis maupun pembaca, tidak hanya dalam arti bahwa kedua-duanya harus
mengetahui bahasa yang dipakai dalam karya sastra, tetapi juga dalam arti bahwa
keistimewaan struktur bahasa itu secara luas membatasi dan sekaligus
menciptakan potensi karya sastra dalam bahasa tersebut.
Kode Sastra
Kode sastra adalah kode yang berkenaan dengan hakikat,
fungsi sastra, karakteristik sastra, kebenaran imajinatif dalam sastra, sastra
sebagai sistem semiotik,sastra sebagai dokumen sosal budaya, dan sebagainya.
Menurut Teeuw (1991: 14),sesungguhnya kode sastra itu tidak mudah dibedakan
dengan kode budaya, meskipun begitu, pada prinsipnya keduanya tetap harus
dibedakan dalam kegiatan membaca dan memahami teks sastra.
Kode Budaya
Kode budaya adalah pemahaman terhadap latar kehidupan,
konteks, dan sistem sosial budaya. Kelahiran karya sastra diprakondisikan oleh
kehidupan sosial budaya pengarangnya. Karena itu, sikap dan pandangan pengarang
dalam karyanya mencerminkan kehidupan sosial budaya masyarakatnya. Karya sastra
sebagai tanda terikat pada konvensi masyarakatnya, karena merupakan cermin
realitas budaya masyarakat yang menjadi modelnya.