Teori Pemerolehan Fonologi

Pada tahap prabahasa, bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh  seorang bayi belum menunjukkan suatu perkembangan tertentu, bahkan sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan masa pemerolehan  bahasa (language aquisition) berikutnya. Pemerolehan fonologi (phonological aquisition) mengalami perkembangan pada masa kanak-kanak melalui pengamatan lingkungan sekitarnya, sehingga sama dengan yang diucap-kan orang dewasa, pada pemerolehan bahasa.  Jadi pemerolehan fonologi merupakan  tahap awal  untuk pemerolehan bahasa. Berkaitan dengan hal tersebut, ada beberapa hipotesis yang berhubungan dengan pemerolehan fonologi pada masa kanak-kanak, yaitu:  teori struktural universal,  teori ge-neratif struktural universal,  teori proses fonologi alamiah,  teori prosodi akustik serta teori kontras dan proses.


Teori Struktural Universal
Teori struktural universal ini dikemukakan dan dikembangkan oleh Jakobson (1968). Teori ini disebut juga teori Jakobson. Teori ini mencoba menjelaskan pemerolehan fonologi berdasarkan struktur-struktur universal linguistik (hukum-hukum struktural yang mengatur setiap perubahan bunyi).  Pemerolehan fonologi ada dua tahap, yaitu: 1)   membabel bahasa dan,  2)  pemerolehan bahasa murni.

Beberapa bukti yang memperkuat teori Jakobson adalah se-bagai  berikut:  (a)  Bunyi likuida (I) dan (r),   muncul pada tahap membabel, hilang pada tahap mengeluarkan bunyi bahasa yang sebenarnya bunyi baru muncul lagi ketika masa usia balita.   (b) Bayi-bayi yang pekak membabel dengan cara yang normal, namun selesai membabel berhenti mengeluarkan bunyi-bunyi.  Meskipun bunyi-bunyi bahasa yang ada di dunia berbeda-beda, namun hubungan  tertentu yang ada pada bunyi-bunyi itu sifatnya tetap. Umpamanya bunyi rambat velar  [g] maka  bahasa itu  mempunyai bunyi hambat al-veolar  [t], dan hambat bilabial  [b]. Jika suatu bahasa mempunyai hambat bilabial [b] dan [p], tetapi belum tentu bahasa itu memiliki bunyi velar [g] dan [k]. Menurutnya, bunyi bahasa  velar [g],  pasti mempunyai konsonan hambat seperti  [k] dan [b].

Menurut penelitian Port dan Preston (1972), VOT (voice onset time=  waktu antara pelepasan bunyi rambat dan bergetarnya pita suara) seperti konsonan [d] dan [t] tidak sama  pada tahap membabel dengan VOT pada tahap mengeluarkan bunyi bahasa sebenarnya.  Ketika berusia 1 tahun =  VOT orang dewasa.  Perbe-daan itu karena masa peralihan.

Dalam buku lain, Jakobcon mengatakan bahwa perolehan  konsonan dimulai dari  (bilabial),  dan  vocal (a).  Jadi  konsonan (p) dan vocal bersilabel universal, yaitu: KV (konsonan +vokal). Berda-sarkan hal tersebut, muncul  ucapan kanak-kanak  dalam bentuk redup-likasi, misalnya [pa + pa].

Munculnya konsonan belakang dalam ucapan kanak-kanak menandakan bahwa dia menguasai konsonan depan, disebut hukum-hukum implikasi.  Perolehan pada masa  kanak-kanak bukan secara satu persatu, melainkan pada  posisi (kontras). Kontras vokal pertama  pada  vokal lebar [a] dengan [i], diikuti vokal sempit depan [i] dengan vokal sempit belakang [u], sesudah itu baru antara vokal [e] dan [u], vokal [o] dengan  [e].

Akhirnya menurut Jakobson,  bunyi diucapkan seorang dewa-sa terhadap kanak-kanak tidak menentukan munculnya bunyi tersebut dalam ucapan kanak-kanak. Yang menentukan urutan munculnya bunyi-bunyi  yang sering dalam bahasa dunia. Peme-rolehan kontras fonemik bersifat universal. Artinya, bisa terjadi dalam bahasa  apa pun dan oleh kanak-kanak mana pun. 

Teori Generatif Struktural Universal
Teori generative struktural universal ini diperluas oleh Moskowitz dengan menerapkan unsur–unsur fonologi generative yang diperkenalkan oleh Chomsky dan Halle. Moskowitz menolak penda-pat bahwa pemerolehan tahap fonetik berlaku dengan cara-cara yang sama bagi semua anak-anak di dunia. Namun, ia mengakui bahwa ada satu set sekatan yang harus dikenakan pada urutan pemerolehan representasi fonologi yang kurang jelas karena adanya interferensi fonetik.  Moskowitz juga memperkenalkan idiom fonologi, yaitu: idiom progresif dan regresif. Idiom progresif adalah apabila bentuk bunyi suatu kata, pada tahap awal telah menyamai bentuk sebenarnya  (fonologi orang dewasa). Idiom regresif adalah apabila bentuk yang telah menyamai bentuk orang dewasa itu berubah ke bentuk primitive.  Misalnya  kata [pretty], dibaca [piti], yang seharusnya {priti].

Teori Proses Fonologi Alamiah
Teori ini diperkenalkan oleh David Stampe. Menurutnya proses fonologi anak-anak bersifat nurani yang harus mengalami penindasan (supresi), pembatasan dan pengaturan sesuai dengan penuranian (representasi)  fonemik orang dewasa.

Satu proses menjadikan semua bunyi hambat, karena halangan oralnya yang menghalangi udara untuk menghasilkan bunyi. Namun bunyi-bunyi tersebut dapat menghasilkan bunyi melalui proses asimilasi tertentu. Misalnya: (kitty), berturut-turut sebagai berikut dari [ki] ke [kii] ke [kiri] ke [kiti]. Hal ini hal dilakukan kanak-kanak dengan proses ketegangan vokal, kemudian penindasan penjatuhan suku kata setengah vocal, setelah itu penindasan proses pengguran getar, dan akhirnya penindasan penggetaran.

Teori Prosodi Akustik
Teori ini diperkenalkan oleh Waterson. Ia menganggap pendekatan fonemik yang bersifat segmental perlu diubah menjadi nonsegmental. Menurutnya pemerolehan bahasa adalah satu proses sosial sehingga kajiannya lebih tepat dilakukan di rumah dalam konteks sosial  daripada pengkajian data eksprimen untuk pemerolehan fonologi.

Dalam proses pemerolehan fonologi mula-mula kanak-kanak, mengamati persamaan dan perbedaan dalam lingkungannya  itu. Ma-sa kanak-kanak sangat peka terhadap  suara manusia  berulang-ulang dalam konteks yang sama. Bunyi–bunyi  tersebut membentuk pola bunyi tertentu tanpa morfologi dan sintaksis.  Jadi menurut Waterson (1976) pemerolehan bahasa oleh kanak-kanak dimulai semantik fonologi, kemudian sintaksis. Beliau menyimpulkan bahwa pemerolehan morfologi kanak-kanak adalah sama meskipun mereka menggunakan strategi yang berlainan.

Pada umumnya kanak-kanak mulai berbahasa dengan suku kata tunggal. Apabila dia mencoba mengucapkan dua suku kata, maka yang diucapkan adalah pengulangan  suku kata tunggal. Jika berjumpa dengan dua suku kata maka dia lebih mudah untuk mengucapkan suku kata yang mendapatkan tekanan suara daripada suku kata yang tidak mendapat tekanan.
Teori Kontras dan Proses

Teori ini diperkenalkan oleh Ingram. Teori ini mengga-bungkan bagian-bagian penting dari teori Jakobson dengan Stamp, kemudian menyelaraskan hasil tersebut dengan teori perkembangan Piaget. Menurutnya anak-anak memperoleh system fonologi orang dewasa dengan cara menciptakan strukturnya sendiri, lalu  mengubah struk-turnya  semakin baik. Perkembangan fonologi ini melalui asimilasi dan akomodasi yang terus menerus-menerus (menurut teori Piaget): mengubah struktur untuk menyelaraskannya dengan kenyataan .


LihatTutupKomentar